Review Buku: Bernalar Sebelum Klik
Dunia
Digitalisasi
Sadar
nggak sih, di kehidupan kita ini informasi di sosial media maupun kanal-kanal
berita berseliweran tiada henti. Banyak hal positif yang bisa direngkuh dengan adanya
digitalisasi informasi ini. Salah satunya UMKM yang makin maju dengan memanfaatkan
sosial media untuk penjualan produk. Digitalisasi juga memberikan dampak positif
dengan munculnya ragam profesi di industri kreatif. Profesi konten kreator yang
kini sedang hype adalah dampak positif digitalisasi.
Digitalisasi
juga membuat kehidupan manusia jadi lebih efektif, cepat dan efisien. Ragam berita
dan informasi dengan mudahnya diketahui dengan cepat selang beberapa menit bahkan
beberapa detik-detik pasca sebuah peristiwa sedang atau selesai terjadi. Kejadian
seorang penyanyi yang melaporkan kasus KDRT yang menimpanya beredar cepat dan menjadi
buah bibir yang tiada habisnya. Atau kasus aparat negara yang terlibat kasus kriminal
menyebar dengan ragam informasi yang simpang siur.
Tak hanya
berdampak positif, digitalisasi juga tak lepas dari dampak negatif. Arus informasi
yang begitu deras kadang terlihat abu-abu belum tahu kebenaran yang sebenarnya.
Kasus Audrey di Pontianak yang sempat ramai
karena kasus bullying rupanya tidaklah benar. Kasus viral mengenai Audrey
yang mencuat di tahun 2019 lalu hingga muncullah tagar #JusticeForAudrey benar-benar
menarik simpati banyak orang padahal kabar tersebut tidaklah benar sepenuhnya.
Nah,
tipe-tipe kasus seperti Audrey ini juga masih kerap terjadi hingga kini. Banyak
kasus artis atau orang biasa yang viral dan terekam jelas dalam bentuk video jadi
bulan-bulanan netizen yang menyebarkan dan berkomentar. Kasus kekerasan,
main hakim sendiri, pelecehan, kriminal, penipuan, flexing, perkelahian kerap
masih bermunculan hingga kini.
Ada juga,
kasus haters artis yang dilaporkan karena ujaran kebencian. Seperti kasus
Dewi Persik yang melaporkan hatersnya yang berkomentar dengan nada ujian
kebencian. Ada juga, kasus Pemilu antar kubu yang menjagokan pasangan presiden yang
saling serang hingga terbawa di kehidupan nyata. Atau fanbase artis atau
penyanyi yang juga saling serang dan mendewakan idolanya. Semua itu dampak negatif
digitalisasi yang mau tidak mau masih terjadi hingga kini.
Selain
itu semua, hal yang tak kalah “mengerikan “ adalah penipuan online yang kerap terjadi
dan merugikan banyak pihak. Praktik seperti Phishing, Pharming, Sniffing, Money
Mule dan Social Engineering. Praktik-praktik tersebut hingga kini masih
terjadi, kasus uang di bank yang tiba-tiba terkuras karena meng-klik tautan tertentu
masih kerap terjadi. Kasus sniffing berupa penipu yang menyamar menjadi seorang
kurir lalu mengirimkan foto paket sekaligus file aplikasi dengan ekstensi APK melalui
WhatsApp juga masih kerap terjadi. Kasus-kasus penipuan online ini memanfaatkan
keadaan psikologis korban serta memanfaatkan minumnya tingkat literasi masyarakat
Indonesia yang masih sangat rendah.
Melihat
fenomena yang masih berkutat di hal-hal tersebut, Agus Sudibyo seorang penulis,
peneliti, yang merupakan Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI untuk tahun 2023 hingga
2028 ini merilis buku Panduan Literasi Digital yang dicetak oleh Gramedia melalui
KPG, dan didukung penuh Kominfo bertajuk Bernalar Sebelum Klik.
Bernalar
Sebelum Klik
Buku
dengan tebal 171 halaman ini dengan sangat gamblang menjelaskan tentang dunia digital
berikut intrik-intrik yang harus dihadapi sebagai konsekuensi dari digitalisasi
tersebut.
Di bab
awal Agus Sudibyo menjelaskan mengenai Panduan Berinternet secara Aman, dilanjutkan
dengan Bab Ciri dan Kiat Mengatasi Kecanduan Gadget, lalu dilanjutkan dengan Bab
mengenai Penipuan Online: Modus dan Kiat Menghadapinya. Di bab ini, penjelasan mengenai
praktik Phishing, Pharming, Sniffing, Money Mule dan Social Engineering
dijelaskan begitu detail.
Di bab-bab
berikutnya penjelasan mengenai data privasi, UU ITE, panduan etis bermedia sosial
juga ditulis dengan lengkap dan detail. Di bab terakhir, Agus Sudibyo menyinggung
tentang Pemilu, yang seperti kita ketahui arus informasi saat Pemilu juga tak dapat
terelakkan sehingga jika tidak disikapi dengan baik berita yang beredar di sosial
media mengenai pasangan tertentu identik dengan persebaran hoaks, berita bohong
dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah masyarakat.
Buku
yang dicetak perdana di Bulan Desember 2023 ini memberikan banyak hal positif mengenai
pentingnya melek literasi digitalisasi. Jangan sampai kita menjadi korban dampak
negatif praktik digitalisasi.
Peran
Blogger dan Konten Kreator
Sebagai
orang yang berkecimpung di dunia digitalisasi, peran blogger dan konten kreator
adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya literasi digital
dan bahayanya.
Tingkat
literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah diperparah dengan media-media besar
Indonesia yang masih membombardir berita dengan praktik klik bait, menggiring opini
dan keberpihakan dengan tujuan keuntungan membuat peran literasi digital masihlah
berat.
Untuk
itu, bacalah buku Bernalar Sebelum Klik agar kita semakin paham mengenai literasi
digital dan lebih bijak lagi dalam menggunakan digitalisasi dalam kehidupan.
Komentar
Posting Komentar